I.
Judul Praktikum : Laju
Endap Darah
II.
Tanggal
Praktikum : Kamis, 10 mei 2012
III.
Prinsip
Percobaan : Laju endap darah digunakan untuk mengatur kecepatan sedimentasi
sel eritrosit di dalam plasma.
LED berguna sebagai penunjang utuk mengidentifikasi
adanya penyakit kronik, inflamasi
akut dll.
IV.
Landasan Teori
Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma
sebagai akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam
tabung khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel
darah akan mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju
endap darah (LED) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di
dalam plasma (mm/jam).
Tiga fase LED meliputi :
·
Fase pengendapan lambat I
Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan
melayang, sulit mengendap ( 1-30 menit)
·
Fase pengendapan cepat
Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan
relatife kecil , masa menjadi lebih berat (30-60
menit)
·
Fase pengendapan lambat
II
Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung (60-120
menit)
Dalam keadaan
normal nilai LED jarang melebihi 10 mm per jam. LED ditentukan dengan mengukur
tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang
mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ).
LED tidak spesifik untuk penyakit/gangguan kesehatan tertentu. Perlu
data-data lain untuk menyimpulkan penyebab dari naiknya nilai LED. Baik dari anamnesa meliputi
keluhan dan riwayat kesehatan karyawan, pemeriksaan fisik, serta hasil
pemeriksaan penunjang lainnya (laboratorium, rontgen, dll).
LED tinggi bisa merupakan indikasi adanya gangguan kesehatan dalam tubuh kita. Namun seseorang yang hasil
pemeriksaan LEDnya tinggi belum
tentu memiliki gangguan kesehatan.
Sebaliknya seseorang yang memiliki gangguan
kesehatan bisa saja nilai LEDnya
normal.
V.
Alat dan Bahan
a. Alat:
1.
Karet penghisap
2.
Pipet wetergreen
3.
Rak tabung
4.
Rak Westergreen
5.
Spoit
6.
Tabung EDTA
7.
Tabung Serologi
8.
Tabung reaksi
(kecil)
9.
Tourniquet
b.
Bahan
1.
Kapas Alkohol
2.
Natrium Sitrat
3.
Sampel darah
EDTA
VI.
Prosedur Kerja
Cara Westergren
A.
Pra Analitik
1.
Persiapan Penderita:
tidak memerlukan persiapan khusus
2.
Persiapan
sampel:
Darah vena dicampur dengan antioagulan
larutan Natrium Sitrat 0,109 M dengan perbandingan 4 : 1. dapat juga dipakai
darah EDTA yang diencerkan dengan larutan sodium sitrat 0,109 M atau NaCl 0,9%
dengan perbandingan 4:1.
3.
Prinsip:
mengukur kecepatan sendimentasi sel eritrosit di dalam plasma. Satuannya mm/jam
4.
Alat dan bahan:
a. Pipet Westergren
b. Rak untuk pipet Westergren
c.
Natrium sitrat
0,109 M
B.
Analitik
1.
Isi pipet
Westergren dengan darah yang telah diencerkan sampai garis tanda 0. Pipet harus
bersih dan kering.
2.
Letakkan pipet
pada rak dan perhatikan supaya posisinya betul-betul tegak lurus pada sushu
18-250C. Jauhkan dari cahaya matahari dan getaran.
3.
Setelah tepat 1
jam, baca hasilnya dalam mm/jam.
C.
Pasca Analitik
Nilai
rujukan :
Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
Perempuan : 0 – 20 mm/jam
VII.
Hasil
Pengamatan:
a.
Pasien I:
Nama : Siti Nuryani
Umur : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hasil : 29 mm/jam
b.
Pasien II
Nama : Ika Anggriani
Umur : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hasil : 20 mm/jam
VIII. Pembahasan
Laju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte
Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan
rutin untuk darah untuk mengetahui tingkat
peradangan dalam tubuh seseorang. Proses pemeriksaan sedimentasi
(pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah ke dalam tabung khusus
LED dalam posisi tegak lurus selama satu jam. Sel darah merah akan mengendap ke
dasar tabung sementara plasma darah akan mengambang di permukaan. Kecepatan
pengendapan sel darah merah inilah yang disebut LED. Atau dapat dikatakan makin
banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah
(LED)-nya.
Di dalam
tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai
akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus
yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan
mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah (
LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di dalam
plasma ( mm/jam ).
Pada
praktikum ini, dilakukan perhitungan Laju Endap Darah (LED) terhadap Siti
Nuryani dan Ika Anggriani. Pada hasil pengamatan, pasien Siti Nuryani memiliki
nilai LED lebih dari normal yaitu 29 mm/jam. Sementara Pasien kedua, Ika
Anggriani memiliki LED yang masih dalam rentang nilai normal yaitu 20 mm/jam.
Tinggi rendahnya
nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh
kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam
kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah yang tinggi. Jadi
orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah tinggi, dan sebaliknya bila
Laju Endap Darah normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju
Endap Darah masih termasuk pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan
fisik dan anamnesis dari sang dokter.
Namun biasanya dokter langsung akan melakukan
pemeriksaan tambahan lain, bila nilai Laju Endap Darah di atas normal. Sehingga
mereka tahu apa yang mengakibatkan nilai Laju Endap Darahnya tinggi. Selain
untuk pemeriksaan rutin, Laju Endap Darah pun bisa dipergunakan untuk mengecek
perkembangan dari suatu penyakit yang dirawat. Bila Laju Endap Darah makin
menurun berarti perawatan berlangsung cukup baik, dalam arti lain pengobatan
yang diberikan bekerja dengan baik.
Hasil
Laju Endap Darah/LED/ ESR yang tinggi dapat terjadi karena :
• Anemia
• Kanker seperti lymphoma atau multiple myeloma
• Kehamilan
• Penyakit Thyroid
• Diabetes
• Penyakit jantung
• Anemia
• Kanker seperti lymphoma atau multiple myeloma
• Kehamilan
• Penyakit Thyroid
• Diabetes
• Penyakit jantung
Selain
karena faktor diatas, nilai Laju endap darah (LED) dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik.
LED dapat meningkat karena :
LED dapat meningkat karena :
a. Faktor
Eritrosit
•
Jumlah eritrosit kurang dari normal
•
Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal,
sehingga lebih mudah/cepat membentuk
rouleaux → LED ↑.
b. Faktor
Plasma
·
Peningkatan kadar fibrinogen dalam darah akan
mempercepat pembentukan rouleaux→ LED ↑.
·
Peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) →
biasanya terjadi pada proses infeksi akut maupun kronis
c.
Faktor Teknik Pemeriksaan
·
Tabung pemeriksaan digoyang/bergetar akan mempercepat
pengendapan → LED ↑.
·
Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal
(>20̊ C) akan mempercepat pengendapan→ LED ↑.
LED dijumpai
meningkat selama proses inflamasi/peradangan akut, infeksi akut dan kronis,
kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan
kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. Laju Endap Darah (LED) yang cepat menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan Laju Endap Darah (LED) dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap Darah (LED) yang menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan.
Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. Laju Endap Darah (LED) yang cepat menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan Laju Endap Darah (LED) dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap Darah (LED) yang menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan.
Selain pada
keadaan patologik, Laju Endap Darah (LED) yang cepat juga dapat dijumpai pada
keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan setelah bulan
ketiga dan pada orang tua.
Dalam
pemeriksaan Laju endap Darah (LED), terdapat sumber-sumber kesalahan yang
mungkin terjadi saat melakukan pemeriksaan. Antara lain:
- Kesalahan dalam persiapan penderita, pengambilan dan penyiapan bahan pemeriksaan
- Dalam suhu kamar pemeriksaan harus dilakukan dalam 2 jam pertama, apabila darah EDTA disimpan pada suhu 4 oC pemeriksaan dapat ditunda selama 6 jam.
- Perhatikan agar pengenceran dan pencampuran darah dengan larutan antikoagulans dikerjakan dengan baik.
- Mencuci pipa Westergren yang kotor dapat dilakukan dengan cara membersihkannya dengan air, kemudian alkohol dan terakhir aseton. Cara lain adalah dengan membersihkan dengan air dan biarkan kering satu malam dalam posisi vertikal. Tidak dianjurkan memakai larutan bichromat atau deterjen.
- Nilai normal pada umumnya berlaku untuk 18-25O C.
- Pada pemeriksaan pipet harus diletakkan benar-benar posisi vertikal.
IX.
Penutup
a.
Kesimpulan
1.
Pasien I memiliki nilai laju endap darah melebihi dari
nilai normal yaitu 29 mm/jam.
2.
Pasien II
memiliki laju endap darah yang masih dalam rentang nilai normal yaitu 20
mm/jam.
b.
Saran
Apabila anda
memiliki nilai LED yang tinggi, alangkah baiknya:
1.
Menjadi vegetarian (hanya makan sayuran saja).
2.
Kurangi penggunaan minyak dan lemak. Biasanya dalam 2
sampai 3 bulan LED sudah normal kembali.
3.
Terapi akupuntur
10 komentar:
makasih kakak infonya :) semoga senantiasa diberi ilmu yang bermanfaat
thanks micha, ngebantu bgt untuk tugas aku, ijin copy paste yahh.. :'))
Trimakasih Micha :)
Thanks ya micha.untuk nmbah refrensi buat karya tulis ilmiah..
thanks ya sdh membantu
@all semangat.. semoga Allah memudahkan. salam analis :))
mksih ya micha :)membantu bnget..
btw kmu tau ngk cara cepat pemeriksaan led ini??
thx :)
thank you so much :*
thx :)
Posting Komentar